Milad ke 107 Muhammadiyah yang diadakan di Sportorium
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tepatnya Senin 18 November 2019 dan
dihadiri sekitar 20.000 orang.
Malam itu cuaca sempat hujan, namun tidak menyurutkan gemuruh
riuh langkah derap warga Muhammadiyah untuk merayakan milad muhammadiyah. Bersama
ibu-ibu, orang tua bahkan remaja yang berjalan bangga mengenakan jas almamater
dan seragam ortom, ikut merayakan kemeriahan yang luar biasa dalam Milad
Muhammadiyah.
Setelah acara dibuka dengan lantunan ayat suci al-Quran yang
dibacakan oleh salah satu mahasiswi komunikasi 2019 UMY peraih beasiswa hafidz Muhammadiyah, selanjutnya
para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars Muhammadiyah. Euforia
warga Muhammadiyah bersenandung dengan diiringi UMY Philarmonic Orchestra yang
memenuhi area sportorium UMY yang megah. Disini ada haru dan bangga ketika lagu
itu dinyanyikan bersama.
Dalam pidato Prof. Muhadjir Effendy, Menko PMK bahwa "Muhammadiyah
tidak perlu sibuk mengatakan NKRI harga mati, karena kiprahnya sudah
menunjukkan bukti yang tak bisa ditolak." "Pengabdian Muhammadiyah
untuk Bangsa dan Negara ada dan nyata. Adanya puluhan ribu sekolah, universitas, rumah sakit, dan masih banyak lagi. Bagi Muhammadiyah, Indonesia
adalah Darul 'Ahdi Wasy-Syahadah. Tak ada konsep negara lain yang diterima di
Muhammadiyah kecuali Negara Kesatuan Republik Indonedia." Hadirin
bergemuruh bertepuk tangan.
UMY adalah kampus Muhammadiyah pertama di Indonesia yang
memiliki tim orkestra dengan standard Internasional. Rasanya tak banyak juga
kampus lain di negeri ini yang memilikinya. Saat sebagian kalangan masih sibuk
berdebat soal fiqh alat musik, sebagaimana coraknya sebagai gerakan tajdid,
Muhammadiyah sudah bergerak ke masa depan. Malam itu mars Muhammadiyah, Sang
Surya, dibawakan dalam format orkestra!
Nuansa magis segera menghipnotis seluruh ruangan ketika
ribuan orang menyanyikan lagu itu bersama-sama. Malam itu, refleksi 100 tahun
kiprah TK Aisyiah Bustanul Athfal dipersembahkan dalam bentuk sendra tari yang
sangat memukau. Melibatkan ratusan penari dewasa dan anak-anak kecil. Semua
elemen gerak, elemen teater, elemen musik, dikemas secara apik.
Tak ketinggalan Online University dan Iuran Muhammadiyah yang diluncurkan
oleh Muhammadiyah dengan elegan menujukkan kiprahnya dalam melintasi zaman.
Izinkan saya menutup tulisan ini dengan mengutip pesan
penting yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, ketua umum PP
Muhammadiyah. "107 tahun telah berlalu dan Muhammadiyah tetap selalu
berkiprah untuk kemajuan umat, bangsa dan kemanusiaan semesta. Usaha
mencerdaskan tidak kenal berhenti. Ribuan sekolah, dua puluhan ribu TK ABA,
ratusan universitas dan perguruan tinggi, dan seluruh amal usaha Muhammadiyah
adalah bagian dari gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita berharap,
setelah perjalanan 107 tahun ini Muhammadiyah akan tetap bersinar, menyinari
zaman dan semesta, membawa suara pencerdasan kehidupan umat, bangsa dan
kemanusiaan universal."
Akhirnya semua keindahan ini, semua rasa ini, semua hal
istimewa dan luar biasa yang ada di tubuh dan ruh persyarikatan ini, tak boleh
hilang. Tugas kita menjaga dan mempertahankannya, memastikan Sang Surya terus
bersinar menerangi dan melintasi zaman
Yogyakarta, 21 November 2019