Sabtu, 16 Maret 2019

Kegiatan Sekolah Pra Nikah 2019

Aktifitas dari sekolah pra nikah yang di lakukan oleh pimpinan wilayah Nasyiatul Aisyiyah Yogyakarta Maret 2019 ini

Senin, 11 Maret 2019

DIALOG PEMUDA “MILLENIAL CERDAS MEMILIH” Gedung Bale Kanoman DIY, 9 Maret 2019


DIALOG PEMUDA
MILLENIAL CERDAS MEMILIH
Gedung Bale Kanoman DIY, 9 Maret 2019


Dialog PemudaMillenial Cerdas Memilih” ini di selenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghadirkan Pemuda pemudi Yogyakarta sebanyak 100 peserta yang berasal dari berbagi elemen mahasiswa, sekolah menengah umum, dan masyarakat umum (pemuda) se DIY. Dialog pemuda ini dilatarbelakangi karena pesta demokrasi pemilu serentak pada tahun ini bersamaan dengan pemilihan presiden. Pelaksanaan pemilu ini adalah yang pertama kali dalam memilih pejabat tinggi negara secara serentak yakni memilih 5 calon pemimpin sekaligus yang terdiri Presiden dan Wakil Presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, pada tanggal 17 April 2019. Bukan hal mudah bagi masyarakat awam untuk dapat memilih calon pemimpinnya hanya dengan melihat baliho, spanduk, maupun brosur.
Untuk memilih calon pemimpin muda yang ideal dengan segala “track record” nya dibutuhkan sebuah proses yang tidak mudah dari proses pencarian informasi di dunia sosial media, hingga implementasinya dalam kehidupan nyata. Dengan adanya gerakan Golput yang sedang marak di media sosial dikarenakan apatisme sebagian kelompok terhadap kondisi politik bangsa. Ini dapat mempengaruhi kaum muda baru untuk menentukan  hak suara yang mereka miliki

Untuk mengupas tuntas persoalan pemilih dalam mengahadpi pemilu yang sedang marak informasi “GOLPUT” pada ajang pesta demokrasi PEMILU 17 April 2019, maka dalam dialog pemuda ini telah dihadirkan narasumber yang berkompeten, yakni: Pihak Badan Pengawas Pemilu DIY (Bawaslu DIY) seorang ahli dalam bidang pemilu, dimana tugasnya dalam rangka pengawasan dan pelanggaran terhadap jalannya pemilu dan menjawab tantangan era millenial mengenai golput, Bambang Cahya Eka mantan Badan Pengawas Pemilu RI (mantan BAWASLU RI) seorang ahli dalam bidang politik sekaligus seorang akademisi. Sementara narasumber lainnya, yakni Mb Dede.
Dalam dialog pemuda ini ada beberapa pemahaman dan sharing keilmuan diantaranya: penyaluran aspirasi dan mengkonsolidasikan pemikiran serta meningkatkan pemahaman tentang kondisi politik dan isu-isu di dalamnya, memberikan gambaran bagi masyarakat khususnya remaja putri dalam menentukan calon yang bisa memperjuangkan aspirasinya, sebagai tempat atau ajang bagi calon legislatif mengenal calon anggota legislative, mengurangi angka golput terutama dikalangan remaja dan perempuan, sekaligus memberi kesempatan kepada calon legislatif untuk menjelaskan visi misinya.
Dialog pemuda dengan tema “Millenial Cerdas Memilih” ini, akan memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat terutama pemilih pemula dan para pemuda tentang pentingnya tahapan pemilu dan regulasinya termasuk mendorong peran serta aktif dalam memilih.



TALKSHOW & SEKOLAH PRA NIKAH “MENIKAH ITU MUDAH (MENUJU KELUARGA MUDA YANG TANGGUH)” Gedung PWM DIY, 24 Februari 2019


TALKSHOW & SEKOLAH PRA NIKAH
“MENIKAH ITU MUDAH (MENUJU KELUARGA MUDA YANG TANGGUH)”
Gedung PWM DIY, 24 Februari 2019

Talkshow “Menikah itu Mudah (Menuju Keluarga Muda Yang Tangguh)” ini di selenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghadirkan perempuan muda sebanyak 100 peserta yang berasal dari Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisiyah, dan masyarakat umum se DIY. Talkshow ini dilatarbelakangi tingginya kasus perceraian di Indonesia yang melibatkan pasangan muda, untuk itulah laki-laki dan perempuan muda yang menyempurnakan diri dengan menikah membutuhkan pemahaman, keikhlasan, dan kedewasaan dalam berkeluarga agar bisa “berlayar” mengarungi samudera kehidupan dengan sukses mencapai sakinah mawaddah dan Rahmah.
Untuk mencapai mahligai rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah dibutuhkan sebuah proses yang tidak mudah dari proses persiapannya hingga implementasinya dalam kehidupan nyata. Adapun persiapan yang perlu meliputi: kesiapan pemikiran, psikologis, fisik dan finansial. Apalagi di era digital dan milenial ini, godaan kehidupan yang serba “bebas” akan menjadi batu ujian keluarga untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.
Untuk mengupas tuntas persoalan tantangan nikah bagi calon pasangan baru dalam talkshow ini telah dihadirkan narasumber yang berkompeten, yakni: Muhammad Jamaluddin Ahmad, S.Psi., seorang ahli psikologi pernikahan yang akan membedah dan menjawab tantangan keluarga di era milenial. Sementara narasumber lainnya, yakni Bunda Wening yang akan membedah persoalan dengan mengetengahkan pembicaraan pada Love is Not Blind.
Selain itu, yang paling penting dalam agenda ini adalah pembukaan program “Sekolah Pra Nikah” yang akan dilakukan sebanyak 5 kali pada tahun 2019, sekolah pra nikah ini bertujuan memberikan dasar pengetahuan yang komprehensif tentang sebuah pernikahan, menumbuhkan semangat agar jangan takut menikah, memberikan pilihan rasional dan spiritual di dunia pernikahan kepada calon keluarga baru, dan tentunya mempersiapkan bekal yang “cukup” dalam mengarungi bahtera rumah tangga sehingga terwujud keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.
Dalam sekolah Pra nikah terdapat beberapa pemahaman dan sharing keilmuan terkait beberapa hal: Pernikahan dalam Islam “Membangun Pemahaman Prinsip rumah tangga sesuai ajaran Islam”; Psikologi Pernikahan “Membangun hubungan yang saling membahagiakan dengan pasangan”; Kesehatan Reproduksi “Mempersiapkan reproduksi yang sehat untuk masa depan”; manajemen Keuangan Keluarga “Financial Planning”, dan Pendidikan Anak dalam Keluarga “ Mengenal, berkomunikasi, memotivasi dan menjadi idola anak”. Artinya Sekolah pra nikah ini sebagai ladang ilmu dan lading amal bagi calon keluarga baru agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya dalam berumah tangga dan di lingkungannya. Selain itu, agar mampu menyingkapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan rumah tangga baru, terutama menghindari konflik keluarga yang berujung pada perceraian. Banyak pasangan yang tidak mampu mempertahankan perkawinan sehingga memilih bercerai meskipun pada usia perkawinan yang sangat muda. Hal ini dapat dilihat dari kasus perceraian yang muncul setiap tahunnya yang tercatat di pengadilan agama yang jumlahnya tidak pernah berkurang, tapi malah semakin  bertambah. Dampak perceraian itu tidak saja dirasakan pasangan yang bercerai namun juga berdampak buruk bagi pertumbuhan dari psikologi anak.


MILAD KE-107 MUHAMMADIYAH

Milad ke 107 Muhammadiyah yang diadakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tepatnya Senin 18 November 2019 dan di...