Selasa, 20 Maret 2018

Kajian Malam Sabtu (Kamastu) The Clash of Ideology Muhammadiyah Kajian Malam Sabtu (Kamastu) The Clash of Ideology Muhammadiyah Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) DIY Jum’at, 27 Oktober 2017 20.00-22.15 WIB Shalihul Huda, M.Fil.I (Penulis Buku-Mantan Sekretaris PWPM Jawa Timur) dan Dr. Phil.Ridho Al-Hamdi, M.A (Mantan Ketua PCIM Jerman Raya) Dalam kajian Kamastu malam ini hadir narasumber dari PWPM Jawa Timur Shalihul Huda, M.Fil.I. pembahasan beliau dalam kajian malam ini mengenai “Transisi Ideologi Muhammadiyah” yang berisi otokritik dari internal Muhammadiyah. Fenomena sejak tahun 2010 yang ditandai dengan masuknya kader Muhammadiyah ke dalam struktur FPI. Sedangkan FPI bukan menjadi organisasi keagamaan yang umum di wilayah tersebut, ormas yang disebut oleh Sarjana Muslim Indonesia sebagai gerakan yang radikal yang menghendaki perubahan yang cepat serta menggunakan pola-pola dakwah yang instan. Mengapa demikian? Terdapat dua faktor besar di antaranya: Internal-Subjektif dalam pernyataannya bahwa sudah tidak lagi budaya “”ngaji” di Muhammadiyah. Fokus gerakan Muhammadiyah adalah mengurusi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Para pimpinan Muhammadiyah kurang memberikan ruang kepada kader dan simpatisan generasi muda. Eksternal-Objektif. Terjadinya perubahan sosial masyarakat yang cukup signifikan atas letak geografisnya di jalur Pantura yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang besar, sehingga berpotensi terhadap terjadinya peningkatan kriminalitas (kemungkaran). Seperti diketahui bahwa FPI muncul secara keras melawan kemunkaran, sehingga daya tarik organisasi ini memberikan pengaruh terhadap paradigma kader Muhammadiyah. Sesungguhnya konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar sama-sama dimiliki baik oleh Muhammadiyah maupun FPI, meskipun direalisasikan dengan cara yang berbeda. Atas fenomena tersebut, muncul dua respon dari subjek terhadap Muhammadiyah 1. Respon negatif yaitu sikap menolak Muhammadiyah namun sayangnya masih mencari hidup di AUM. 2. Respon akomodatif yaitu sikap menerima keduanya dan menganggap keduanya membawa tujuan yang baik. Dalam menyikapi fenomena tersebut ada hal hal yang harus di pahami yakni transisi ideologi, dimana transisi ideologi ini membawa beberapa dampak di antaranya 1. Ideologis. Terjadinya erosi ideologi dalam diri kader yang menyebabkan lemahnya militansi berMuhammadiyah, bergesernya ideologi moderat menjadi lebih radikal yang menyebabkan cara pandang yang semakin keras dalam beragama (lebih literalisik). 2. Sosial. Terdapat perubahan-perubahan penggunaan simbol sosial seperti cara berpakaian, cara berkomunikasi dan bertradisi yang ke-Arab-Arab-an. Kondisi yang terjadi saat ini kita dapat mengambil gambaran dan dari segi narasumber banyak memberikan masukan terkait transisi ideologi muhammadiyah; diantaranya:  Mensolidkan kembali ideologi dan hubungan antar pimpinan dan anggota di internal Muhammadiyah.  Melakukan rekontekstualisasi gerakan (pardigma dan metodologi) setelah terjadinya pergeseran literalistik dalam cara pandang.  Melakukan “Pribumisasi Gerakan” Dr. Phil.Ridho Al-Hamdi, M.A, dalam ulasannya membahas mengenai munculnya kesadaran positif akan “keringnya rohani”.Kondisi ini disebabkan banyak faktor, namun salah satunya adalah prinsip tertib administrasi sehingga Muhammadiyah lebih condong pada tugas keadministrasian/kepanitiaan. Beberapa catatan teknis terhadap buku ini adalah: 1. Pemilihan judul yang lebih akademis. 2. The Clash of Ideology belum cukup ditekankan, pertarungan antara ideologi yang mana dan antar pihak mana. FPI di Lamongan belum menjadi gerakan yang mainstream. 3. Eksistensi seseorang atau pihak tertentu akan tergenjot oleh “momentum”. Adanya fenomena meningkatnya kriminalitas/kemungkaran bisa jadi adalah momentum yang membuat FPI berdaya tarik. 4. Penggunaan istilah radikal dalam dunia akademik masih diperdebatkan, karena radikal dapat masuk ke semua spektrum. Suatu pihak bisa menjadi radikal dalam kemoderatannya, bisa juga radikal dalam keliberalannya.



Kajian Malam Sabtu (Kamastu) The Clash of Ideology Muhammadiyah


Kajian Malam Sabtu (Kamastu)
The Clash of Ideology Muhammadiyah

Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) DIY Jum’at, 27 Oktober 2017 20.00-22.15 WIB Shalihul Huda, M.Fil.I (Penulis Buku-Mantan Sekretaris PWPM Jawa Timur) dan Dr. Phil.Ridho Al-Hamdi, M.A (Mantan Ketua PCIM Jerman Raya) 
 Dalam kajian Kamastu malam ini hadir narasumber dari PWPM Jawa Timur Shalihul Huda, M.Fil.I.  pembahasan beliau dalam kajian malam ini mengenai “Transisi Ideologi Muhammadiyah” yang berisi otokritik dari internal Muhammadiyah. Fenomena sejak tahun 2010 yang ditandai dengan masuknya kader Muhammadiyah ke dalam struktur FPI. Sedangkan FPI bukan menjadi organisasi keagamaan yang umum di wilayah tersebut, ormas yang disebut oleh Sarjana Muslim Indonesia sebagai gerakan yang radikal yang menghendaki perubahan yang cepat serta menggunakan pola-pola dakwah yang instan.
Mengapa demikian? Terdapat dua faktor besar di antaranya:
      Internal-Subjektif  dalam pernyataannya bahwa sudah tidak lagi budaya “”ngaji” di Muhammadiyah. Fokus gerakan Muhammadiyah adalah mengurusi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Para pimpinan Muhammadiyah kurang memberikan ruang kepada kader dan simpatisan generasi muda.
      Eksternal-Objektif. Terjadinya perubahan sosial masyarakat yang cukup signifikan atas letak geografisnya di jalur Pantura yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang besar, sehingga berpotensi terhadap terjadinya peningkatan kriminalitas (kemungkaran). Seperti diketahui bahwa FPI muncul secara keras melawan kemunkaran, sehingga daya tarik organisasi ini memberikan pengaruh terhadap paradigma kader Muhammadiyah.
Sesungguhnya konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar sama-sama dimiliki baik oleh Muhammadiyah maupun FPI, meskipun direalisasikan dengan cara yang berbeda. 
Atas fenomena tersebut, muncul dua respon dari subjek terhadap Muhammadiyah
1.       Respon negatif yaitu sikap menolak Muhammadiyah namun sayangnya masih mencari hidup di AUM.
2.        Respon akomodatif yaitu sikap menerima keduanya dan menganggap keduanya membawa tujuan yang baik.
Dalam menyikapi fenomena tersebut ada hal hal yang harus di pahami yakni transisi ideologi, dimana transisi ideologi  ini membawa beberapa dampak di antaranya
1.       Ideologis. Terjadinya erosi ideologi dalam diri kader yang menyebabkan lemahnya militansi berMuhammadiyah, bergesernya ideologi moderat menjadi lebih radikal yang menyebabkan cara pandang yang semakin keras dalam beragama (lebih literalisik).
2.       Sosial. Terdapat perubahan-perubahan penggunaan simbol sosial seperti cara berpakaian, cara berkomunikasi dan bertradisi yang ke-Arab-Arab-an.
Kondisi yang terjadi saat ini kita dapat mengambil gambaran dan dari segi narasumber banyak memberikan masukan terkait transisi ideologi muhammadiyah; diantaranya:
ü  Mensolidkan kembali ideologi dan hubungan antar pimpinan dan anggota di internal Muhammadiyah.
ü  Melakukan rekontekstualisasi gerakan (pardigma dan metodologi) setelah terjadinya pergeseran literalistik dalam cara pandang.
ü  Melakukan “Pribumisasi Gerakan” 
Dr. Phil.Ridho Al-Hamdi, M.A, dalam ulasannya membahas mengenai munculnya kesadaran positif akan “keringnya rohani”.Kondisi ini disebabkan banyak faktor, namun salah satunya adalah prinsip tertib administrasi sehingga Muhammadiyah lebih condong pada tugas keadministrasian/kepanitiaan. Beberapa catatan teknis terhadap buku ini adalah: 1. Pemilihan judul yang lebih akademis. 2. The Clash of Ideology belum cukup ditekankan, pertarungan antara ideologi yang mana dan antar pihak mana. FPI di Lamongan belum menjadi gerakan yang mainstream. 3. Eksistensi seseorang atau pihak tertentu akan tergenjot oleh “momentum”. Adanya fenomena meningkatnya kriminalitas/kemungkaran bisa jadi adalah momentum yang membuat FPI berdaya tarik. 4. Penggunaan istilah radikal dalam dunia akademik masih diperdebatkan, karena radikal dapat masuk ke semua spektrum. Suatu pihak bisa menjadi radikal dalam kemoderatannya, bisa juga radikal dalam keliberalannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MILAD KE-107 MUHAMMADIYAH

Milad ke 107 Muhammadiyah yang diadakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tepatnya Senin 18 November 2019 dan di...